KERAJINAN DENGAN INSPIRASI BUDAYA NON BENDA
K E R A J I N A N
Materi Wirausaha Kerajinan Dengan
Inspirasi Budaya Non Benda
Materi Wirausaha Kerajinan
Dengan Inspirasi Budaya Non Benda - Pada kesempatan yang sama berharga ini, admin akan
membagikan artikel yang membuat anda semakin berjiwa kewirausahaan dan memiliki
karya-karya cipta yang bernilai tinggi. Baiklah, langsung saja anda menyimak
penjelasan poin-poin berikut ini :
A. Karakteristik Kewirausahaan
Wirausaha, menurut asal katanya, terdiri atas
kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,
bekerja, berbuat sesuatu.
|
Materi Wirausaha Kerajinan
Dengan Inspirasi Budaya Non Benda |
1. Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan paduan sikap dan
keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat
internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya
untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri
akan memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan,
semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah
untuk memahami diri sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang sukses adalah
wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
2. Berorientasikan Tugas dan Hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan, dan kerja keras. Dalam kewirausahaan,
peluang hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya
diperoleh melalui pengalaman dan pengembangannya diperoleh dengan caradisiplin
diri, berpikir kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi.
3. Berani Mengambil Risiko
Salah satu hal penting dalam memulai berbuat
sesuatu yang baru adalah berani mengambil risiko untuk melakukan sesuatu yang
belum pernah dilakukan sebelumnya. Inovasi atau kebaruan tidak akan muncul jika
kita melakukan hal-hal yang sudah dilakukan oleh orang lain, dan tidak berani
melakukan hal-hal yang belum pernah kita lakukan. Wirausahawan adalah orang
yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan
atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausahawan menghindari
situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi
risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pada situasi ini, ada dua alternatif
yang harus dipilih, yaitu alternatif yang menanggung risiko dan alternatif yang
konservatif.
4. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sikap yang dimiliki oleh
seorang pemimpin di antaranya memiliki visi yang jelas, memiliki integritas dan
kejujuran, mampu berkomunikasi dengan baik, menjadi teladan, rendah hati, mau
mendengar, mampu memotivasi orang lain untuk melakukan tugasnya dan berlaku
adil. Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,
keteladanan. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor baik dalam proses produksi maupun pemasaran dan
selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
5. Keorisinalitas/Keaslian
Keaslian ide, gagasan, pemikiran dan keputusan
dapat diperoleh dengan keluasan wawasan dan kemampuan berpikir kreatif, serta
melihat peluang yang ada. Orisinalitas muncul dari kemampuan untuk selalu
menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, keinginan tampil berbeda atau selalu
memanfaatkan perbedaan, memiliki sikap mental yang positif dan daya pikir
kreatif. Karya orisinal juga hanya dapat dihasilkan oleh wirausahawan yang
memiliki keahlian di bidangnya serta rajin mencoba hal-hal baru yang inovatif.
6. Berorientasi ke Masa Depan
Masa depan memiliki berbagai peluang dan
tantangan yang berbeda dengan saat ini. Seorang dengan kewirausahaan berani
melihat peluang dan tantangan tidak hanya di saat ini, melainkan juga di masa
depan. Salah satu indikator atau tanda seseorang memiliki entrepreneurship atau
jiwa kewirusahaan adalah mampu membuat usaha bisnis sendiri, menjadi
wirausahawan. Wirausaha dalam bidang teknologi transportasi dan logistik, dapat
menjadi wirausahawan yang menghasilkan produk, wirausahawan penjual produk
ataupun wirausaha yang memberikan jasa perbaikan produk teknologi transportasi
dan logistik. Keberhasilan wirausahawan adalah saat usahanya dapat menghasilkan
keuntungan atau laba, mampu mempekerjakan banyak orang, memberikan bagi
lingkungan sekitarnya, serta dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa
dan negaranya.
Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
Memulai sesuatu yang baru pasti tidak mudah.
Oleh karena itu, seorang wirausahawan harus berani mencoba dan mengambil
risiko. Gagal dalam melakukan suatu hal adalah bagian dari proses untuk menuju
kesuksesan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jika kamu mencoba
wirausaha dalam suatu bidang, lalu gagal, kamu tidak perlu berkecil hati dan
putus asa, cobalah kembali! Tentu sebelum memulai berwirausaha, buatlah
perhitungan dan perencanaan yang matang.
Budaya Tradisional sebagai Sumber Inspirasi
Indonesia sangat kaya dengan budaya
tradisional yang merupakan adat istiadat yang berlaku pada setiap kelompok
etnik atau suku bangsa. Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa
di Indonesia atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus Badan Pusat
Statistik tahun 2010. Indonesia memiliki jumlah suku bangsa terbanyak di Asia
Tenggara. Artinya, Indonesia memiliki keragaman budaya tradisional yang
merupakan potensi luar biasa untuk menjadi sumber inspirasi.
|
Peta Suku Bangsa di Indonesia |
Hiasan kulkas dengan inspirasi Tari Burung Enggang
Kegiatan khas daerah, membajak sawah (atas) dan miniatur bermaterial logam (bawah)
Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda
maupun artefak/objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan
menjadi produk kerajinan. Hingga saat ini, tercatat 4.156 warisan budaya
nonbenda yang terdapat di seluruh Indonesia. Setiap daerah dapat mengembangkan
kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya
masingmasing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat menjadi sumber inspirasi yang
tidak ada habisnya.
Jenis Produk Budaya Tradisional Benda dan Nonbenda
Sumber Daya, Material, Teknik dan Ide
Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda Kegiatan wirausaha didukung oleh
ketersediaan sumber daya manusia, material, peralatan, cara kerja, pasar, dan
pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal dengan
sebutan 6 M, yakni : Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar). Wirausaha kerajinan dengan
inspirasi budaya non benda dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku
(Material), keterampilan produksi (Man & Machine) dan budaya lokal yang ada
di daerah setempat. Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya akan menawarkan
karya-karya kerajinan inovatif kepada pasaran. Pasar sasaran (Market) dari
produk kerajinan ini adalah orang-orang yang menghargai dan mencintai
kebudayaan tradisional. Kemampuan mengatur keuangan (Money) dalam kegiatan
usaha akan menjamin keberlangsungan dan pengembangan usaha.
C. Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya
Nonbenda
Perancangan dan produksi didasari oleh data
yang telah diperoleh melalui Tugas 2 tentang Ragam Budaya Nonbenda dan Tugas 3
tentang Identifikasi Ragam Material dan Teknik produksi di lingkungan sekitar.
Budaya tradisional daerah dan material serta teknik khas daerah merupakan
potensi yang harus dikembangkan sehingga lestari dan menjadi manfaat bagi
daerah.
Potensi budaya nonbenda dan
potensi material serta teknik produksi khas daerah sebagai dasar pengembangan
kerajinan |
Proses perancangan kerajinan diawali dengan
pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa
ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk
produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi budaya lokal akan dikembangkan menjadi
produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian produk
yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.
Contoh tahapan penerjemahan budaya nonbenda menjadi ide benda kerajinan
1. Pencarian Ide Produk
Kita telah mengenali berbagai kekayaan budaya non benda di daerah setempat, tokoh-tokoh cerita rakyat, filosofi dari pantun, simbolsimbol, cerita rakyat dan tarian tradisional. Pengetahuan dan apresiasi kita terhadap hal-hal tersebut dapat mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan. Ide bisa muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap, tetapi dapat juga muncul secara utuh.
Salah satu dari kita bisa saja memiliki ide tentang suatu bentuk unik yang akan dibuat. Ide bentuk tersebut akan menuntut kita untuk memikirkan teknik apa yang tepat digunakan dan produk apa yang tepat untuk bentuk tersebut. Salah satu dari kita juga bisa saja mendapatkan ide atau bayangan tentang sebuah produk yang ingin dibuatnya, material, proses dan alat yang akan digunakan secara utuh.
Untuk memudahkan pencarian ide atau gagasan
untuk rancangan kerajinan dengan inspirasi budaya non benda, mulailah dengan
memikirkan hal-hal di bawah ini.
- Budaya nonbenda apa yang akan menjadi inspirasi?
- Produk kerajinan apa yang akan dibuat?
- Mengapa produk kerajinan tersebut dibuat?
- Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut?
- Bahan/material apa yang apa saja yang akan dipakai?
- Warna dan/atau motif apa yang akan digunakan?
- Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan?
- Bagaimana proses pembuatan produk tersebut?
- Alat apa yang dibutuhkan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
diungkapkan dan didiskusikan dalam kelompok dalam bentuk curah pendapat (brainstorming). Pada proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus
membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan
sebanyak-banyaknya.
Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide
yang tidak masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk
tulisan atau sketsa. Kunci sukses dari
tahap brainstorming dalam
kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak
mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide
yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat
setiap ide yang muncul. Curah pendapat dilakukan dengan semangat untuk
menemukan ide baru dan inovasi. Semangat dan keberanian kita untuk mencoba
membuat inovasi baru akan menjadi bekal kita berkarya di masa depan.
Contoh sketsa ide dari Burung Enggang menjadi selendang pelindung
2. Membuat Gambar/Sketsa
Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari
produk kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak
menjadi berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau
lembaran kertas, dengan menggunakan pinsil, spidol atau bolpoin dan sebaiknya
hidari penggunaan penghapus. Tariklah garis tipis-tipis dahulu.
Jika ada garis yang dirasa kurang tepat, abaikan saja, buatlah garis lain pada bidang kertas yang sama. Demikian seterusnya sehingga anda berani menarik garis dengan tegas dan tebal. Gambarkan idemu
sebanyak-banyaknya, dapat berupa variasi
produk, satu produk yang memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk yang
berbeda, produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.
3. Pilih Ide Terbaik
Setelah kamu menghasilkan banyak ide dan
menggambarkannya dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik,
menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat.
4. Prototyping atau Membuat Studi Model
Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap
sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang
datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk
selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model.
Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material
sebenarnya.
5. Perencanaan Produksi
Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan
untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan
langkahlangkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan
produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.
Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda
Proses produksi kerajinan dengan inspirasi budaya lokal nonbenda berdasarkan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat.
- Bahan Baku
- Teknik Produksi
- Sumber Daya Manusia
Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi. Persiapan produksi dapatberupa pembuatan gambar teknik (gambar kerja) atau gambar pola. Gambar kerja atau pola akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian dan persiapan bahan. Tahap selanjutnya adalah pengerjaan. Kerjakan setiap tahap sesuai dengan perencanaan produksi yang sudah dibuat sebelumnya. Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing.
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu dan rotan lainnya dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilahbilah papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan pemotongan, dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara pengetokan. Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan. Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi. Proses pembahanan dan pembentukan material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata melindung dan masker antidebu. Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernafasan, pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.
Pembuatan kerajinan diakhiri dengan evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat, apakah produk tersebut dapat berfungsi dengan baik? Apakah sudah sesuai dengan ide, bayangan dan harapan kita? Apabila belum, perbaikan apa yang harus kita lakukan agar produk kerajinan yang dihasilkan lebih berkualitas?
Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan serta memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas. Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur. Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.
Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga): kemasan primer, kemasan sekunder dan kemasan tersier. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer produk melindungi produk dari benturan dan kotoran, berfungsi menampilkan daya tarik dari produk serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tersier yang membuat kemasan beragam bergantung pada produk yang akan dikemas. Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau dari produsennya.
Material kemasan untuk melindungi dari kotoran
dapat berupa lembaran kertas atau plastik. Tidak semua produk membutuhkan
kemasan primer, tetapi setiap produk membutuhkan identitas. Identitas dapat
berupa stiker atau selubung karton yang berisi nama dan keterangan. Pada
kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya, dapat ditambahkan label atau
lembaran keterangan yang berisi informasi tentang budaya nonbenda yang menjadi
inspirasi.
Kemasan kerajinan yang memiliki jendela transparan (kiri) dan tertutup (kanan)
Add captionKemasan kerajinan inovatif menyesuaikan dengan kerajinan yang dikemas
Kemasan kerajinan dengan penjelasan tentang inspirasi budaya non benda
Kemasan sekunder untuk kerajinan berupa tas kertas
D. Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya
Nonbenda
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus
dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar
minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi.
Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan
baku, benang, jarum, lem dan bahan-bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam
biaya overhead.
E. Pemasaran Langsung Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda
Pemasaran langsung adalah promosi dan
penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan
langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual
terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan
produk kepada calon konsumen. Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan
satu tingkat (single-level marketing) atau multitingkat (multi-level marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara yang
paling sederhana untuk menjual produk secara langsung. Wirausahawan langsung
memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan toko atau pramuniaga.
Pemasaran produk kerajinan dapat dilakukan dengan cara pemesanan. Konsumen
dapat melihat langsung produk ataupun melalui gambar dari produk kerajinan, dan
kemudian memesannya. Produsen kerajinan selain menjual produknya sendiri, dapat
membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan menjualkan produknya secara
langsung kepada konsumen. Kelompok penjual dapat terdiri atas beberapa
tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual disebut multi-level marketing Produk perusahaan memiliki usaha di
bidang penjualan langsung (direct selling)
baik yang menggunakan single level maupun multi-level marketing wajib memiliki Surat Izin Usaha
Penjualan Langsung yang dikeluarkan oleh BKPM sesuai dengan Peraturan Menteri
Perdagangan No. 32 Tahun 2008.
Contoh penataan kerajinan pada penjualan di bazar
F. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Wirausaha Kerajinan dengan
Inspirasi Budaya Nonbenda
Evaluasi Diri Semester 1
Evaluasi diri pada akhir semester 1 terdiri
atas evaluasi individu dan evaluasi kelompok. Evaluasi individu dibuat untuk
mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran terhadap setiap peserta didik.
Evaluasi individu meliputi evaluasi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Evaluasi kelompok untuk mengetahui interaksi dalam kelompok yang terjadi dalam
kelompok, kaitannya dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi Diri (individu)
Bagian A. Berilah tanda cek (v) pada kolom kanan
sesuai penilaian dirimu.
Keterangan :
- Sangat Tidak Setuju
- Tidak Setuju
- Netral
- Setuju
- Sangat Setuju
Bagian B. Tuliskan pendapatmu tentang pengalaman
mengikuti pembelajaran Kerajinan di Semester 1
Evaluasi Diri (Kelompok)
Bagian A. Berilah tanda cek (v) pada kolom kanan
sesuai penilaian dirimu.
Keterangan :
- Sangat Tidak Setuju
- Tidak Setuju
- Netral
- Setuju
- Sangat Setuju
Bagian B. Tuliskan pengalaman paling berkesan saat
bekerja dalam kelompok.
Demikianlah artikel yang admin bagikan
mengenai Materi Wirausaha Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Non Benda. Semoga bermanfaat dan tulisan ini bisa
anda jadikan sebagai bahan pelajaran buat menambah wawasan dan ilmu anda.
Komentar
Posting Komentar